Home Budaya JEPANG Hal Yang Lumrah di Jepang dan Aneh dimata Orang Indonesia

Hal Yang Lumrah di Jepang dan Aneh dimata Orang Indonesia

410
0
Berikut Ini merupakan budaya Jepang Yang lumrah bagi Orang Jepang dan terdengar aneh Bagi orang Indonesia bahkan dunia:
1. Membungkuk

Anda akan benci ketika memulainya, tetapi sebenarnya, pada akhirnya Anda akan menyukainya. Untuk memulainya, saya hanya tidak terbiasa untuk melakukan semua tradisi membungkuk itu dan Anda mendapati diri Anda terayun naik turun setiap kali seseorang memasuki, meninggalkan, atau melakukan sesuatu di ruangan. Hal tersebut tidak ada habisnya. Cara membungkuk saya selalu setengah-setengah di belakang rekan kerja saya dan badan saya tidak pernah sampai ‘mematah’ di pinggang, membungkuk dengan tangan dilipat rapi itu juga tidak mungkin. Tidak, bungkukan saya lebih terlihat seperti badan yang miring, sebuah bungkukan yang norak (jika membungkuk bisa dikatakan sebuah hal yang norak) ketika mencoba menjaga kontak mata, menghasilkan semacam goyangan miring dengan leher yang aneh. Kenapa saya melakukan hal tersebut? Baik, pada akhirnya saya menyukai dan telah belajar untuk membungkuk seperti kebanyakan orang Jepang tanpa mengeluh. Saat ini, ketika saya membungkuk saya merasa rendah hati dan dihormati sekaligus. Jadi jika membungkuk membuat kepala Anda bekerja (naik turun), pada momen ini, tetaplah lakukan hal tersebut, Anda akan segera terbiasa akan hal itu.

2. Kurangnya tempat sampah umum

Ini serius, apa yang orang Jepang lakukan dengan sampah mereka? Apakah bagian dalam jaket mereka dilapisi dengan kantong plastik sehingga mereka dapat memilah sampah mereka secara hati-hati, menyembunyikan dan membawanya kemana-mana sepanjang hari? Untuk sebuah negara yang sangat bersih, saya benar-benar tidak memahaminya karena tempat sampah umum benar-benar tidak pernah terlihat. Satu-satunya tempat dimana Anda seringkali melihatnya adalah di luar toko serba ada atau konbini. Di Jepang saya terus-terusan mengeluarkan barang-barang kecil saya dari tas dan kantong karena tidak ada tempat lagi untuk sampah saya.

3. Pengemasan

Mengatakan bahwa Jepang adalah negara yang mencintai daur ulang dan memperhatikan lingkungan, mereka pasti menaruh perhatian pada cara pengemasan. Hal tersebut menjadi sesuatu yang tidak masuk akal. Donat Anda dibungkus dalam kertas plastik, kemudian disegel dalam plastik, kemudian semua itu dimasukkan dalam kantong plastik. Jika anda tidak mau menerima tas plastik, kemudian kasir akan menempelkan plester-plester kecil ke seluruh barang yang Anda beli. Serius, hal tersebut tidaklah perlu. Belum lagi sebuah tulisan ‘dilarang makan’ yang dapat Anda temukan dimanapun. Jika saya membeli sebungkus keripik, apakah Anda tahu kenapa saya membelinya? Karena saya ingin memakannya. Benar – benar membuat tak nyaman.

4.Tidak terus terang

Anda tidak pernah tahu yang sebenarnya ketika berbicara dengan orang Jepang. Mereka berkata satu hal, tetapi apakah itu adalah pendapat mereka yang sebenarnya? Mungkin mereka hanya berkata demikian untuk melindungi perbincangan dan agar tidak menyinggung siapapun. Orang-orang Jepang benci dianggap kasar, mereka lebih memilih tidak berkata apa-apa daripada beresiko membuat orang lain marah. Saya menyukai betapa sopannya budaya Jepang, tetapi terkadang saya hanya ingin orang-orang berkata apa adanya kepada saya dan hal ini tidak terjadi di semua tempat yaitu mencoba berkata sesuatu yang tidak menyinggung. Sebagian besar kawan saya berpandangan lebih luas dan mereka kenal banyak orang asing dan tinggal di luar negeri. Jadi ketika mereka menanyakan sesuatu, respon saya selalu ‘Apa kamu ingin saya berkata jujur?’ Mereka mengerti saya tidak akan menyakiti perasaannya, tetapi mereka juga tahu saya ingin mengatakan yang sebenarnya dan memberikan pendapat akan sesuatu. Mereka berkata, inilah yang mereka inginkan, tetapi mungkin ini merupakan bagian rumit dari norma kesopanan dan sungguh mereka hanya berharap agar saya memendamnya. Siapa yang tahu?

5. Bersepeda di trotoar

Saya tidak pernah terbiasa dengan orang yang bersepeda di trotoar dan yang terburuk dari semua itu adalah fakta bahwa tampaknya tidak ada pemahaman secara umum sisi trotoar yang mana yang seharusnya digunakan oleh pengendara sepeda. Bahkan di tempat penyeberangan, dimana jalur pejalan kaki dan pengendara sepeda ditandai dengan jelas ini, menjadi bebas bagi semuanya dan pengendara sepeda masuk dan keluar dengan seenaknya. Meskipun berkata demikian, jika saya memiliki sebuah sepeda saya pikir saya lebih memilih bersepeda diantara pejalan kaki yang relatif tidak berbahaya dibandingkan di belakang mobil dan truk, jadi….. saya punya dua pendapat akan hal ini.

6. Makanan dimana Anda sulit untuk terbiasa

Saya menyukai makanan di Jepang, tetapi ada beberapa makanan, bahkan setelah beberapa bulan mencobanya untuk memberikan kesempatan, saya tidak bisa melanjutkannya. Pasta kacang merah, plum acar, rumput laut dalam jumlah yang banyak, natto…. memang daftarnya tidak terlalu panjang (jauh lebih pendek dari daftar makanan Jepang yang saya cintai) tetapi semua sama, terkadang, saya segera menukar makanan yang aneh tersebut dengan sepiring besar ikan dan kentang goreng.

7. Jam buka ATM

Kehabisan uang? tidak masalah, cukup berjalan ke ATM dan dapatkan beberapa uang tunai. Namun tidak, saya tidak bisa melakukannya karena ATM nya telah tutup. Disini saya tetap berpikir bahwa ini gila. Maksudnya, ini adalah ATM. Yang tidak membutuhkan operasi manual dan ini adalah mesin otomatis. Jadi kenapa mereka tutup di malam hari? Jawaban yang saya temukan semua nampak berlebihan, namun di negara yang seaman Jepang, hal seperti keamanan bukanlah sebuah isu permasalahan. Tetapi bagaimanapun, begitulah adanya, jadi untuk menghindari agar Anda tidak kehabisan uang tunai karena ATM tutup, pastikan Anda merencanakan penarikan uang tunai terlebih dahulu. Juga, cobalah untuk menghindari menggunakannya di waktu sore dan di akhir pekan karena komisinya lebih mahal.

soure: JpnInfo