Demi tugas pengabian 21 guru harus mengendarai sepeda motor melalui jembatan kayu dan jalan yang licin ke Sekolah Kebangsaan (SK) Tohoi, dekat Gua Musang, pagi ini.
Itu setelah jembatan ke SK Tohoi runtuh dua hari lalu karena meluapnya air sungai karena hujan deras.
Petugas Pendidikan (PPD) Gua Musang, Azuri Hamzah mengakui bahwa masalah yang dihadapi bukan kali pertama bagi guru yang terlibat.
Dia mengatakan sudah puluhan kali hujan lebat menyebabkan jembatan kayu rusak dan runtuh.
“Masalahnya hanya terpecahkan ketika perusahaan kayu memperbaiki jembatan yang rusak dan runtuh dan membersihkan jalan yang licin,” katanya.
Pagi ini, dia merasakan pengalaman melalui kesulitan saat mengendarai sepeda motor ke sekolah.
“Itu setelah tidak bisa naik drive empat karena jembatan runtuh lagi,” katanya.
Azuri mengatakan, berdasarkan pengalamannya, jalan menuju SK Tohoi adalah yang terburuk.
Dia mengatakan itu didasarkan pada kunjungan 10 sekolah dasar di desa-desa pedesaan Orang Asli selama sebulan terakhir.
“Ini adalah pengorbanan besar bagi guru SK Tohoi untuk mendidik anak-anak Orang Asli di pedalaman,” katanya.
Dia mengatakan, selain dari SK Tohoi, SK Bihai dan guru SK Balar di sini juga harus melalui kesulitan untuk pergi ke sekolah.
Dia mengatakan, mereka harus melalui rute truk kayu dan menyeberangi dua sungai untuk mencapai sekolah.
“Jika air sungai meluap, mereka harus menunggu beberapa jam sampai air surut,” katanya
Source : harianmetro