Saya pernah tinggal 1 bulan disana, terutama di kota Daegu. banyak sekali sisi positif dan negatif ketika saya tinggal disana.
Sisi positifnya :
-
Semuanya serba cepat dan tepat waktu, jadi terpacu ikut cepat dan tepat waktu juga, krn kebiasaan di indo suka banget ngaret hahaha
-
Fasilitas umum semua sudah memadai, dari kendaraan, haltenya, fasilitas untuk disabilitas dll semuanya bener2 bagus dan bikin takjub wow lengkap bgt.
-
Google tidak berfungsi disana, jadi kalo kesana wajib download naver atau kakao buat translate sm mapsnya. Translate di naver papago jauh lebih akurat drpd di google translate, dan mapsnya naver ataupun kakao juga udah lengkap bgt informasi bis sm subway yg harus kita naiki dan opsi2 kendaraan lainnya kalo mau ke lokasi tujuan. Jadi gabakal tersesat,dan sudah terbukti saya pun berkali-kali jalan sendirian cuma berbekal maps saja sudah mengitari hampir seluruh kota Daegu dan beberapa tempat di Seoul.
-
Barang2nya lucu-lucu dan estetik,
-
Kafe dan restoran juga banyak yang bagus dan estetik hihihi.
-
Pake T Money dah bisa kemana mana dan belanja apa aja, dan kalo kita balik ke indo dan semisal masih ada saldo nya bisa diuangkan kembali.
-
Convenience store banyak dimana2, jd nyari jajan dan isi ulang T money ga susah
-
Trotoarnya ramah pejalan kaki, saya lebih betah jalan kaki berkilo2 dan jauh tanpa ada khawatir dan was2 sama kendaraan, tidak seperti di indonesia
-
Pasarnya bersih banget dan rapi
-
Banyak street food jadi suka kalap beli jajan tiap jalan kemanapun
-
Makanannya enak-enak dan rasanya berbeda jauhh lebih enak dibanding dengan makanan korea yang ada di Indonesia.
-
Jalan sendirian tengah malam pun masi relatif aman, meskipun masih ada rasa takut juga wkwkw
Sisi negatifnya :
-
Beberapa ada yang rasis, terutama orangtua. Pernah pas mau naik bis dari bandara untuk menuju ke Daegu, saya sudah antri sesuai barisan untuk naik, tapi tiba2 dari belakang rombongan ahjumma lgsg menyerobot nyelonong antrian kedepan saya sambil melihat saya dengan tatapan sinis sambil menyeletuk “hijab” dengan tangannya yg menyilang. Di pasar pun juga beberapa ada yang suka ndorong saya ketika lagi jalan, padahal space jalan lebar, dan ga jarang juga saya di bis ataupun di subway di tanya2in dengan bahasa korea mengenai hijab dan dibilang teroris dll, untung saya selalu bersama teman yg asli korea jd dia yg nge translate in saya sehingga saya tau artinya, dan cuma bisa senyum saja ke mereka. Tapi ga jarang juga kok banyak ahjumma yang baik2, pas saya mau balik ke Indo, di subway sambil bawa koper besar dan ransel berat, beberapa ahjumma sering nawarin buat duduk atau bantuin bawa barang saya. Dan pas di pasar, ketika nawar harga juga kadang saya sambil bercanda dan ngobrol ke mereka (sambil ngelatih bahasa Korea saya) juga mereka baikkk bgt bahkan sering dikasi bonus hihihi
-
Makanan dan jajan disana harganya mahal-mahal, terutama di Seoul kalo mau kenyang minimal 6000 won itupun porsinya kecil sekali. Kalo di Daegu masih lumayan, 4000 dapet bibimbap dengan porsi besar yang disukai anak kos seperti saya. Berkebalikan dengan kebutuhan rumah tangga disana justru murah-murah dengan rata2 harga 1000–5000 Won saja di Daiso.
-
Semua memandang fisik terlebih dahulu, karena kata teman saya kalo ga Cantik atau ganteng nanti gapunya temen, jadi kebanyakan mereka bisa makeup dan rajin ke salon terutama cowok hahaha. Saya pernah ke salon, pas datang saya menunggu terlebih dulu karna client sebelum saya adalah 2 cowo yang perawatannya banyak bgttt, ketika mereka lagi pada disteam, barulah saya dilayani. Hingga saya selesai hampir 3 jam lebih, ternyata mereka pun juga belum selesai krn masih ada 3 step lagi salah satunya ngeritingin rambut hahahahahaha. Dalam hal makeup, karena saya gabisa makeup, saya jadi diajarin makeup sama teman-teman korea saya, termasuk bikin eyelid dan ngecilin dagu.
-
Kesulitan berkomunikasi, kalo di Seoul banyak turis asing jd warga lokal banyak yang bisa bahasa inggris. Lain halnya di Daegu, mayoritas tidak bisa berbahasa inggris dari yang tua hingga yang muda.
-
Sangat sulit mencari makanan halal, jadi biasanya saya sebelum pesan makanan selalu bilang kalau no pork atau minyak babi untuk makanan saya. Sebenarnya ada sih makanan halal khas timur tengah gitu, yang jual orang india sm turki, cm saya gaterlalu suka rasanya dan harganya mahal bgt, berkisar antara 9000–15000 won sekali makan.
- source: dhila