Cerita ini adalah cerita yg tidak pernah saya bagikan kepada siapapun, namun sepertinya saya bisa membagikannya kepada rekan-rekan Quoran.

Saya adalah perempuan 23 tahun yg baru saja lulus kuliah. Di akhir-akhir masa perkuliahan saya, saya menyukai seorang laki-laki brengsek. Iya, saya ulangi, saya menyukai seorang laki-laki brengsek.

Kita sebut saja Q, kami bukanlah teman sekelas, namun kami teman satu jurusan. Karena kami sering mengerjakan skripsi bersama-sama, entah bagaimana saya mulai menyukai dia. Saya pun jujur ke dia, dan respon dia adalah “Jalanin aja dulu.”

“JiLiNin iji diLi.” *insert foto Chef Arnold yg lagi mencibir. Kebetulan saya nggak punya fotonya*

Jadi seperti apa yg dia bilang, kami menjalankan hubungan tanpa status. Tidak pernah ada kata ayo kita pacaran.

Saya tahu saya sangatlah bodoh, saya baru menyadari itu ketika saya sudah putus kontak dengannya. Selama “menjalani hubungan” dia adalah orang yg… apa, ya? Nafsunya sangat tinggi? Iya, mungkin bisa disebut seperti itu.

Dia sering sekali main ke kosan saya, dan di kosan saya, dia sering sekali mencium saya. Ciuman itu kemudian berlanjut ke arah yg lain.

Foreplay.

Sambil mencium saya, tangan kanannya akan membuka pakaian saya dan tangan kirinya memegang erat pergelangan tangan saya supaya saya tidak bisa melawan. Dia akan mengunci kaki saya supaya tidak bisa meronta-ronta, karena badannya yg cukup lebih besar daripada saya. Jujur saja, saat itu saya merasa takut. Tapi saya tidak bisa melawan. Sama sekali tidak bisa melawan. Badan saya rasanya kaku walaupun dalam hati saya ingin sekali melawan. Dan seperti yg sudah kalian duga, tangannya akan menggerayangi tubuh saya, termasuk ke organ intim saya. Dan bukan hanya tangan, tapi juga bibir dan lidahnya.

Satu hal yg saya syukuri adalah, dia tidak melakukan penetrasi. Walaupun saya tidak tahu apakah perlakuannya itu termasuk ke dalam pemerkosaan atau tidak.

Kejadian itu berulang 3–4 kali. Meskipun saya selalu meminta untuk bertemu di luar kosan, dia akan menolak, dan marah. Saya mungkin saja gila saat itu atau masuk ke dalam kategori bucin akut, jadi saya terus mengiyakan untuk bertemu di kosan dan kejadian itu berulang. Saya juga menjadi “demanding”, ingin terus melakukan hal itu dengannya namun saat kejadian itu terjadi, saya akan merasa sangat ketakutan.

Singkat cerita kami lulus dan pulang ke kota masing-masing. Saat itu saya baru tau, kalau dia melakukan semua itu bukan karena dia mencintai saya, tapi karena dia butuh pelampiasan untuk mengeluarkan hasratnya, dan kebetulan saat itu yg dekat dengannya adalah saya.

1 bulan kami terpisah jarak, dia yg awalnya memang selalu agak cuek, jadi semakin cuek. Dia jadi sering update story di Instagram maupun Whatsapp dengan seorang perempuan lain. Setelah apa yg dua perbuat ke saya, tentu saja saya marah. Saya merasa dikhianati. Saya marah-marah ke dia namun dia malah semakin manas-manasin saya dengan update story yg menunjukkan bahwa dia sudah bersama perempuan lain yg lebih dekat dengannya.

“Sekarang kamu jauh dari saya, dan yg dekat dengan saya adalah perempuan ini. Kita sudah tidak bisa melakukannya lagi, jadi lebih baik saya bersama perempuan yg lebih dekat dengan saya, dan kamu cari laki-laki yg lebih dekat dengan kamu.”

Itulah yg dia katakan ketika saya sudah desperate dan bertanya baik-baik kepadanya, apa maksud dari updateannya dengan perempuan itu.

Saya betul-betul hancur. Saya sering menangis di malam hari selama 2 minggu. Saat itu saya sadar, selama ini dia hanya menjadikan saya sebagai pemuas nafsunya, dan dia tidak pernah mencintai saya seperti halnya yg saya rasakan untuk dia.

Saya beruntung bahwa saya memiliki teman yg sangat suportif. Walaupun saya tidak pernah menceritakannya alasan kenapa saya begitu hancur, tapi dia selalu mensupport saya, bahkan selalu mau untuk mengangkat telepon saya saat saya histeris di malam hari dan menangis tidak karuan.

Jadi kalau anda bertanya apakah laki-laki bisa mencium perempuan yg tidak dia sukai, jawabannya adalah sangat bisa. Karena laki-laki bahkan bisa berhubungan seksual dengan perempuan yg tidak disukai.