Pandemi Corona ternyata belum berakhir. Mengapa?  WHO ungkap saat ini sudah dimulainya fase berbahaya tahap 2 pandemi virus Corona di seluruh dunia.

Tentu saja, peringatan WHO tersebut sekaligus menjadi peringatan seluruh masyarakat dunia di tengah pandemi Corona.

Covid-19 sampai saat ini masih menjadi momok permasalahan di seluruh dunia.

Karena korban jiwa akibat virus ini masih berjatuhan.

Dilansir dari Times of India, kasus Covid-19 melonjak tajam di AS dan Barat, juga di negara-negara yang melonggarkan pembatasan pada sektor bisnis beberapa minggu yang lalu.

Menurut salah seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dunia telah memasuki fase baru dan berbahaya dari pandemi virus corona atau Covid-19.

Peringatan keras ini dilontarkan ketika Amerika Serikat yang juga sedang berjuang mengendalikan pandemi ini terus mengalami peningkatan jumlah kasus.

Selain itu, para pemimpin bisnis mulai mengisyaratkan kegelisahan yang sama dalam menghadapi virus ini.

Di seluruh dunia, 81 negara telah mengalami peningkatan jumlah kasus selama 2 minggu terakhir.

Hanya 36 negara yang menunjukkan penurunan.

“Banyak orang yang merasa muak berada di rumah.

“Negara-negara sangat bersemangat membuka masyarakat dan ekonomi mereka.

“Padahal, virusnya masih cepat menyebar.

“Itu masih mematikan dan kebanyakan orang masih rentan,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sementara itu, media Australia mengkritik penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19) di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, Indonesia bahkan disebut akan menjadi hotspot atau pusat wabah virus tersebut di dunia.

“The world’s next coronavirus hotspot is emerging next door,” bunyi judul artikel Sydney Morning Herald (SMH) dalam laporannya yang diterbitkan 19 Juni 2020.

“Sebagian besar negara-negara Asia Tenggara telah berhasil meratakan tingkat infeksi coronavirus mereka, tetapi Indonesia kalah dalam pertarungannya dengan Covid-19,” tulis media tersebut.

Lebih lanjut SMH menyatakan tetangga raksasa Australia ini sekarang siap di tepi jurang yang tidak menyenangkan.

Pasalnya, pemerintahnya menunjukkan beberapa tanda bahwa Indonesia bersedia mengambil keputusan sulit yang diperlukan untuk menekan laju infeksi yang berkembang pesat.

Sebagai informasi jika ndonesia sampai saat ini melaporkan 45.891 kasus Covid-19 dengan 2.465 orang meninggal dan sebanyak 18.404 pasien berhasil disembuhkan.

Media Australia juga mengkritik tingkat tes Covid-19 di Indonesia yang sangat rendah dan tingkat kematian yang proporsional tinggi.

Indonesia berada di posisi 163, dengan hanya melakukan 2.193 tes per satu juta orang yang tentunya sangat kurang.

Terlepas dari tren peningkatan infeksi Covid-19, pemerintah Indonesia sudah mulai melonggarkan pembatasan pergerakan publik.

Sementara itu, kantor berita Reuters menyoroti jumlah anak di Indonesia yang meninggal terkait Covid-19.

Menurut media yang berbasis di Amerika Serikat itu ada ratusan anak yang meninggal terkait virus tersebut.

Seperti diketahui bersama jika beberapa waktu lalu memang ada kasus bayi yang meninggal akibat terpapar virus corona.

Untuk itu, sebaiknya masyarakat Tanah Air tetap waspada dan menjalankan protokol Pemerintah untuk menjaga kebersihan.