Pelecehan seksual nyaris bisa ditemui setiap hari, setiap saat. Di tempat kerja, jalan, bahkan rumah sendiri. Pelakunya bisa orang lain yang tak dikenal maupun kerabat terdekat. Meskipun pria juga dapat menjadi korban, faktanya wanita masih lebih sering menjadi sasaran pelecehan seksual dibandingkan pria.

Ada beberapa bentuk pelecehan seksual yang bisa dilihat meliputi:

  • Main mata atau pandangan yang menyapu tubuh, biasanya dari atas ke bawah.
  • Siulan nakal dari orang yang dikenal atau tidak dikenal.
  • Bahasa tubuh yang dirasakan melecehkan, merendahkan dan menghina.
  • Komentar yang berkonotasi seks atau kata-kata yang melecehkan harga diri, nama baik, atau pencemaran nama baik.
  • Mengungkapkan gurauan-gurauan bernada porno.
  • Bisikan bernada seksual.
  • Menggoda dengan ungkapan-ungkapan bernada penuh hasrat.
  • Komentar/perlakuan negatif yang berdasar pada gender.
  • Perilaku meraba-raba tubuh korban dengan tujuan seksual, seperti cubitan, colekan, tepukan, atau sentuhan di bagian tubuh tertentu.
  • Pemaksaan berhubungan seksual dengan iming-iming atau ancaman agar korban bersedia, sampai terjadinya perkosaan.

Penyebab terjadinya pelecehan seksual

Terdapat beberapa penyebab mengapa pria melakukan pelecehan terhadap wanita, seperti:

  • Korban mudah ditaklukkan. Pria menganggap bahwa wanita lebih lemah, sehingga ditempatkan dalam posisi subordinasi yang harus dikuasai.
  • Hasrat seks yang tidak bisa disalurkan dengan pasangannya. Hal ini menyebabkan pelaku menyalurkan nafsunya dengan melakukan pelecehan seksual.
  • Mempunyai riwayat kekerasan seksual saat masih kecil. Adanya trauma ini membuat pelaku ingin membalasnya ketika ia dewasa.
  • Pernah menyaksikan kekerasan seksual terhadap anggota keluarga lain saat masih kecil.
  • Pelaku memiliki otoritas atas korban. Misalnya, pelaku merupakan atasan korban. Terdapat suatu penelitian yang menghubungkan seks dengan kekuasaan, sehingga pelaku merasa lebih mudah untuk melakukan dominasi
  • Pelaku berada dalam keluarga atau lingkungan dengan ideologi patriarki yang kuat.
  • Ketergantungan obat-obatan terlarang dan minuman keras.
  • Memiliki fantasi seksual yang mendukung adanya kekerasan seksual.
  • Sering membaca atau menonton konten-konten porno.
  • Tidak memiliki kedekatan secara emosional dengan keluarga.
  • Faktor kemiskinan sehingga untuk menikah tidakmampu karena biaya resepsi dan mahar nikah yang mahal.

Apa yang harus dilakukan bila kamu menghadapi pelecehan seksual?

Pelecehan seksual masih menjadi masalah yang belum tuntas. Apalagi ketika wanita melaporkan pelecehan seksual, sering kali wanita tersebut tidak dipercaya atau malah diremehkan. Inilah yang membuat banyak wanita lebih memilih untuk bungkam.

Meski demikian, Anda tetap dapat melakukan beberapa cara untuk menghindari tindakan pelecehan seksual. Bersikaplah waspada terhadap sekeliling dan orang-orang yang belum dikenal, terutama di tempat-tempat yang asing untuk Anda. Tunjukkan bahwa Anda kuat dan percaya diri. Menghindari kontak mata juga dapat dilakukan.

Jika Anda telah mengalami pelecehan seksual, jangan ragu untuk melakukan perlawanan. Anda dapat berbicara terus terang kepada pelaku bahwa Anda tidak nyaman dan ingin ia berhenti. Jika belum berhasil, Anda dapat mencatat atau mendokumentasikan pelecehan tersebut dan melaporkannya kepada pihak berwajib.