Hubungan macam ini sebenarnya adalah hubungan yang memiliki banyak batasan, namun di sisi lain memiliki banyak keuntungan juga yang tidak dimiliki dari hubungan nyata yang langsung.

Yaaa tiap hal memang ada plus minusnya lah. Termasuk hubungan online, misalnya.

Dan menurut saya, hubungan seperti ini pada akhirnya bersifat relatif, tergantung yang menjalaninya.

Baik, balik ke topik. Yang bisa menyebabkan saya jatuh cinta padahal belum pernah bertemu, antara lain…

  • Kualitas hubungan. Hubungan menurut saya bisa jadi berkualitas, karena tanpa melihat hal-hal material/yang bersifat nampak, saya dengan orang itu sudah menemukan hal yang membuat kami saling tertarik dan bisa terikat, khususnya secara emosional. Normalnya, orang berhubungan dengan sistem “dari mata, pengenalan, lalu turun ke hati”. Nah, dengan cara online ini kan tidak, langsung pengenalan untuk turun ke ranah hati. Terutama untuk orang yang tidak terlalu visual, rasanya mudah saja merasa jatuh hati dengan orang yang memiliki kecocokan dan kualitas hubungan yang baik, bahkan walau masih sebatas hubungan maya.

  • Tapi poin di atas ada catatannya, yaitu kedua pihak sama-sama jujur. Makanya perihal hubungan online ini sifatnya relatif, karena tergantung yang menjalaninya. Ada orang yang menganggap dunia maya adalah tempat mengekspresikan diri secara bebas sehingga ia sangat jujur di dunia maya. Ada yang malah senang menampilkan sisi palsu di dunia maya. Yah, pokoknya tergantung deh.

  • Keterbukaan dan penerimaan. Kalau kedua belah pihak sesama jujur di dunia maya, maka disini tingkat keterbukaan sebagai diri sendiri akan tinggi. Dan… jika tetap cocok dan hubungan bisa terus berlanjut, maka… selamat. Saya telah menemukan orang yang bisa membuat saya menjadi diri saya sendiri dan mau menerima saya, sebagaimana saya juga mampu menerima orang tersebut. Mungkin tinggal dilanjutkan dengan pertemuan nyata saja untuk lebih membuktikan segalanya.

  • Kecocokan pemikiran dan nilai-nilai yang dianut. Biasanya sih karena tidak ada atau (lebih) minim faktor material, hal yang membuat tertarik satu sama lain adalah kecocokan pemikiran dan nilai-nilai yang dianut. Penting dan rasanya sangat menyenangkan jika menemukan orang yang benar-benar cocok dalam pemikiran dan nilai yang dianut, apalagi bila bisa saling melengkapi.

Hmm… apa lagi ya? Mungkin segitu, tapi itu adalah hal hal yang menurut saya pribadi mampu menyentuh core (inti) dari diri saya, sesuatu yang justru sulit dilakukan oleh orang dunia nyata, karena meski dekat secara keberadaan, lokasi dan mungkin fisik, bisa jadi pemikiran dan hati letaknya sangat berjauhan dengan saya. 🙂

Ketika sudah menyentuh core, hal lain yang ada di tingkat sebelum-sebelumnya rasanya bisa ditoleransi dengan sangat tinggi, bahkan mungkin diabaikan karena tidak penting dan berpengaruh pada kualitas hubungan. Misal penampilan fisik yang ada di tingkat sebelum pengenalan dan jatuh hati, kalau sudah jatuh hati duluan, fisik bisa dikesampingkan karena… pada akhirnya orang mencari yang bisa membuatnya nyaman, terbuka dan jadi diri sendiri serta diterima sebagai dirinya sendiri itu.

Ketika sudah menyentuh core, tidak ada kata sulit untuk jatuh cinta, minimal suka betulan deh, jatuh hati. Bahkan meski belum pernah bertemu.

Namun… hal seperti ini subjektif, karena tidak semua orang bisa begini. Saya iya, belum tentu orang lain berpikir dan merasakan sama jika menghadapi kasus serupa. Makanya, lagi-lagi relatif. 🙂

Source: Frieda Nur Anuna