Gaya hidup yang buruk bakal memengaruhi hormon testosteron seorang pria. Setidaknya itulah hasil yang ditemukan dari berbagai riset.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Endrocrinology and Metabolism menunjukkan, kadar hormon testosteron menurun hingga 17 % dari 1987 – 2004. Ini wajib menjadi perhatian bagi setiap pria di dunia, termasuk Anda.
Walau begitu, penelitian yang dilakukan oleh David Handelsman dari University of Sydney, Australia mengungkap bahwa usia tidak membuat Anda kekurangan testosteron. Mengutip Everydaymale, berikut ini hal yang bisa menjaga hormon testosteron tetap berkualitas sampai tua.
Jaga Bentuk Tubuh
Semakin ideal tubuh Anda, maka semakin banyak hormon testosteron dihasilkan. Perut buncit justru menurunkan kadar testosteron dan meningkatkan risiko kesehatan lain.
Ada baiknya memilih olahraga yang tepat. Lewatkan latihan kardio yang memakan waktu. Craig Cooper, penulis buku Your New Prime – 30 Days to Better Sex, Eternal Strength, and a Kick-Ass Life After 40 mengatakan, fokuslah pada perpaduan kekuatan, mobilitas, dan latihan pendek.
Selain itu, cobalah melatih massa otot dengan latihan beban. Studi menunjukkan, peningkatan beban berat pada kelompok otot besar di pinggul dan paha depan meningkatkan jangka produksi testosteron dalam jangka pendek.
Menjaga Suhu Tubuh
Buah zakar (produsen utama testosteron) menggantung di luar tubuh agar tetap dingin. Mandi air dingin setelah olahraga merupakan cara yang baik untuk mengurangi peradangan, serta membantu meningkatkan hormon tersebut. Tidurlah di kondisi ruangan yang dingin dan nyaman.
Konsumsi Lemak Tertentu
Lemak memiliki reputasi yang buruk, tapi bukan berarti Anda tidak membutuhkannya sama sekali. Konsumsi lemak yang tepat seperti asam lemak omega-3, tak jenuh tunggal atau tak jenuh ganda, penting bagi pria.
Kandungan lemak pada alpukat, kacang, minyak kelapa, dan berbagai makanan sehat lainnya terbukti meningkatkan testosteron, mengurangi peradangan dan risiko penyakit jantung, serta menurunkan berat badan.
Batasi Makanan Secara Berkala
Cooper mengatakan, ia melakukan puasa intermiten setiap Selasa. Hal itu menurunkan inflamasi dan meningkatkan testosteron. “Saya hanya tidak makan selama sehari, biasanya dari jam 6 sore hingga 6 malam berikutnya,” ujar dia.
Stop Alkohol
Alkohol meningkatkan metabolisme dan menghapuskan testosteron dari aliran darah. Ini juga mengurangi produksi hormon tersebut. Mengurangi, bahkan berhenti konsumsi alkohol jelas membantu Anda tidur lebih nyenyak dan mengisi kembali level testosteron Anda.
Tidur Teratur
Tujuh jam waktu tidur di malam hari merupakan periode optimal. Hal ini akan membantu meningkatkan hormon testosteron ketika beristirahat.