Bayangkan tanah PAPUA yang Kaya namun Pembangunan dan Ketertingalan dalam berbagai bidang di daerah ini masih terjadi walaupun sudah jaman internet kencang dan menelpon bisa melihat wajah secara langsung atau disebut video call.
Di sisi kiri merupakan bagian Indonesia sedangkan di sisi kanan merupakan Papua Nugini
Dan kita zoom lagi tepatnya di bagian border post
Tampak sekali kontrasnya, Kalau di Papua Nugini namanya Weam Border Post
Yang seperti kita sudah lihat di sisi Indonesia sudah ada pemukiman yang namanya Sota.
Nah tapi di sisi Papua Nugini, di sekitar perbatasan masih berupa hutan-hutan dan tanah kososng.
Terus Pemukiman terdekatnya dimana???
Nah, jarak antara border post dengan pemukiman terdekat di Papua Nugini berjarak 14 KM disebuah desa yang namanya Wereave.
Lagi-lagi jalan dari perbatasan ke Wereave ada sebuah sungai dan sayangnya tidak ada jembatan. Oleh karena itu penduduk Papua Nugini yang tinngal di sekitar perbatasan harus menggunakan sepeda untuk ke Sota.
Lalu Bagaimana keadaanya?
Kedua pemukiman terdekat di perbatasan Indonesia-Papua Nugini sangat berbeda jauh. Sota yang pembangunanya digalakan oleh pemerintah Indonesia dan Wereave yang tidak dipedulikan dan dibiarkan miskin oleh pemerintah Papua Nugini. Memang, sampai media Papua Nugini saja pernah melaporkan kejadian miris ini.
Kontras Banget kan???
Berbanding terbalik dengan kondisi perbatasan Indonesia-Malaysia dimana Malaysia lebih baik.
Jadi Warga diseberang bisa menikmati lampu pada malam hari, penduduk Wereave harus menerangkan rumahnya dengan lampu minyak tanah.
Selain itu, akses air bersih tersedia di Sota sedangkan penduduk Wereave harus mengandalkan sumur yang mengering ketika musim panas.
Penduduk Wereave dan kampung sekitar harus ke sisi Indonesia untuk sekolah, membeli kebutuhan pokok lainnya, dan mendapatkan akses layanan kesehatan yang tidak dijumpai di desa mereka. Mereka beralasan kalau kota terdekat di sisi Papua Nugini, Daru, tidak selengkap di Sota. Sudah itu, tidak ada akses jalan langsung ke kota Daru dan harus menggunakan kapal untuk sampai kesana.
Saking pesatnya pembangunan di Sota sampai-sampai Pemerintah Papua Nugini protes akan pembangunan pos perbatasan yang melanggar batas.
Dan bagaimana respon pemerintah Papua Nugini terhadap kejadian diatas??
Mereka acuh tak acuh.
Tidak hanya warga Desa Wereave dan sekitarnya juga menderita, tapi tentara Papua Nugini yang menjaga border post Weam juga merasakan hal yang sama.
Tentara Papua Nugini mengalami kekurangan pasokan air dan harus meminta TNI untuk membangun tangki air di Weam Border Post. Bahkan pemerintah Kabupaten Merauke harus membantu Tentara Papua Nugini berupa atap seng untuk pos perbatasan.
Untuk membantu perekonomian masyarakat Papua Nugini di sekitar perbatasan, pemerintah Kabupaten Merauke bersama pemerintah Papua Nugini membantu dalam mendirikan pasar kepada turis Indonesia dan penduduk Sota.