Pemerintah china mengatakan arsitek Huoshenshan Hospital, rumah sakit khusus pasien virus corona di Wuhan, lahir di Indonesia. Rumah sakit itu menjadi sorotan lantaran dibangun hanya dalam waktu sepuluh hari saja di tengah teror virus corona yang menghantui dunia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menyatakan arsitek rumah sakit tersebut bernama profesor Huang Xiqiu yang memiliki keahlian dalam arsitektur medis.

“Profesor Huang lahir di Indonesia dan dibesarkan China. Dia mengaku sangat menghargai arsitektur medis dan telah membuat kontribusi penting dalam upaya kita bertempur melawan virus SARS dan epidemi virus corona ini,” kata Hua dalam jumpa pers rutin di Beijing pada Kamis (6/2).

Dikutip dari pernyataannya yang dirilis di situs resmi Kemlu China, Hua berharap dengan fakta ini, persahabatan China dan Indonesia akan semakin kuat dan dalam sehingga dapat memberikan hasil serta kontribusi yang lebih bermanfaat pada kesejahteraan kedua negara.

Berdasarkan laporan sejumlah media, Huang lahir di Jember, Jawa Timur, sekitar 79 tahun lalu. Huang juga dikabarkan sempat mengenyam pendidikan di Chung Hua School di Jember.

RS Huoshenshan dibangun di atas lahan 25 ribu meter persegi. Luas rumah sakit yang selesai dibangun ini kira-kira setengah dari luas Lapangan Banteng Jakarta.

petugas medis yang merupakan anggota dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (tentara China). Prefabrikasi artinya bahan bangunan ini sudah dibuat sebelumnya di pabrik.

Setengah dari luas bangunan RS Huoshenshan, akan digunakan sebagai ruang isolasi. Selain itu, ada juga 30 unit ruang perawatan intensif.

Pembangunan RS Huoshenshan melibatkan ribuan pekerja konstruksi. Sebanyak 800 alat berat juga digunakan guna mempercepat pembangunan.

RS Huoshenshan adalah salah satu dari dua rumah sakit yang dibangun untuk menampung pasien virus Corona. RS kedua yang bernama RS Leishenshan terdapat 1.300 tempat tidur dan diperkirakan akan selesai 5 Februari 2020.

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) dikabarkan menggelontorkan 300 juta yuan atau sekitar Rp587,5 miliar untuk membangun RS Huoshenshan dan RS Leishenshan. Dana tersebut juga akan digunakan untuk membeli peralatan medis penting.


Sumber: antaranews