Pemerintah komunis China nampaknya mengalami kesulitan dalam penanganan Corona Virus dan mengundang tim ahli dari WHO dan para ahli virus mewabah SARS yang sebelumnya merebak pada tahun 2003 untuk turut berpartisipasi.

Publik kota Wuhan di Republik Komunis Cina sedang dihadapkan sebuah wabah virus baru mematikan. Otoritas kesehatan masyarakat di pusat kota Wuhan Cina pada hari Minggu mengumumkan 136 kasus baru jenis virus corona yang mematikan.

Pejabat di ibukota Beijing dan Guangdong juga mengumumkan tiga kasus baru di daerah masing-masing, sehingga jumlah total diagnosis menjadi lebih dari 200.Setidaknya tiga orang telah meninggal karena komplikasi yang berasal dari infeksi.

Strategi penahananPihak berwenang Cina telah berupaya untuk menahan wabah setelah Jepang dan Thailand melaporkan kasus.Di AS, bandara di San Francisco, New York dan Los Angeles telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah wabah menyebar, termasuk pemutaran suhu.Beijing berharap untuk mencegah terulangnya wabah SARS yang menewaskan lebih dari 700 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000.

Sebagai salah satu negara tetangga, pihak berwenang Jepang juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi wabah tersebut.  Langkah-langkah penanggulangan praktis juga dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia telah mengidentifikasi virus itu sebagai jenis virus corona baru. Penyakit paru-paru yang tidak dikenal di Cina

Corona virus umumnya disebarkan melalui interaksi antar manusia, termasuk batuk, bersin, atau menyentuh orang yang terinfeksi. Namun, otoritas kesehatan masyarakat belum mengidentifikasi asal-usul strain itu.

WHO mengatakan pada hari Minggu bahwa “sumber hewan tampaknya merupakan sumber utama yang paling mungkin dari wabah coronavirus baru ini, dengan beberapa penularan terbatas dari manusia ke manusia terjadi di antara kontak dekat.”

Lanjut lagi dari info himbauan media sosial WHO,  hewan nampaknya merupakan sumber utama yang paling mungkin dari wabah novel #coronavirus (2019-nCoV) ini, dengan beberapa penularan terbatas dari manusia ke manusia terjadi antara kontak dekat.


Sumber: WHO  Twitter, DW