Pernahkah Kamu pergi ke negara Seperti Thailand ataupun Vietnama dan melihat Makana Ekstrim Seperti Tikus,kecoak,Belalang, bahkan Kalajengking atau biasa kita sebut kelabang?
Para turis biasanya mengunjungi Kamboja saat musim panas. Dampaknya permintaan serangga semakin meningkat. Penjual serangga menjadi kewalahan karena harus memenuhinya. Business Insider melaporkan sepanjang Juni 2017, para pemburu bisa menangkap 150 ekor tarantula per harinya. Rata-rata penjual akan menjual sekitar 100 ekor per hari. (“Ada dua cara mengeluarkan laba-laba dari liangnya,” kata seorang pemburu tarantula memberi tahu The Telegraph. “Biasanya kami akan menggali liang sampai mereka keluar. Cara mudahnya, masukkan saja tongkat ke dalam liang dan tunggu sampai mereka menyerang. Setelah itu kamu bisa mengeluarkan tongkatnya.”)
Apabila kamu sempat mengunjungi Skun—kota yang dijuluki Spiderville oleh media Barat karena terkenal dengan olahan tarantulanya—dan kepingin mencoba makan tarantula, sebaiknya kamu makan kakinya saja.
Rasanya gurih dan sangat garing. Rasa kepala dan tubuhnya agak mirip kepiting, tapi, seperti dialami Gordon Ramsay, bagian perut tarantula sangat tidak enak. “Bagian perutnya memang kurang enak,” tulis The Telegraph. “Penuh pasta cokelat gelap yang berisi telur, hati sampai kotoran laba-laba.”
Merujuk laporan AFP, Kamboja adalah negara dengan penggundulan hutan tercepat sedunia. Diperkirakan 20 persen hutannya telah habis ditebang sejak 1990. Jika penyusutan ekosistem tak diatasi, generasi muda Kamboja kemungkinan tak lagi mengenal spesies laba-laba raksasa itu.
“Generasi berikutnya tidak akan pernah tahu tarantula karena sekarang mereka sudah semakin langka,” kata penjual lain. “Jika semakin banyak hutan yang ditebang untuk perkebunan kacang mete, maka tarantula hampir pasti bakal punah.”
source: Vice