Andreas Setiawan yang sempat ditahan Polisi Diraja Malaysia gara-gara candaan soal bom, akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Jumat (29/11/2019) pukul 21.35 Wita.

Ia disambut dengan meriah oleh teman-temannya yang tergabung dalam Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB).

Tampak suasana senang dan haru bertumpah ruah saat mereka menyambut dan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.

“Puji syukur saya kepada Tuhan, saya merasa senang sudah dibebaskan dan bertemu kembali bersama teman-teman dan juga nanti keluarga yang bakal nunggu juga di sana. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ada di Bali, seluruh masyarakat Indonesia, dan teman-teman di Malaysia atas doa dan dukungannya selama ini sehingga saya bisa bebas,” ujarnya saat dijumpai awak media.

Andreas ditangkap sejak tanggal 19 November 2019 resmi dibebaskan pada Kamis (28/11/2019) sore.

Andreas mengatakan jika kepulangannya diurus oleh aliansi suporter Indonesia di Malaysia dan KBRI.

“Kalau dari pemerintah di sini saya belum tahu, tapi yang ngurus saya itu KBRI sama aliansi suporter Indonesia yang ada di Malaysia,” ungkapnya.

Andreas Setiawan dibebaskan setelah kurang lebih 10 hari ditahan di kepolisian Malaysia.

Sebelumnya kedua rekannya yang juga turut dalam penangkapan, Iyan Prada Wibowo dan Rifki Choirudin lebih dulu dibebaskan pada Senin (25/11/2019) malam.

Mereka bertiga ditangkap karena dugaan teror bom.

“Untuk Ultras Malaya kita terima kasih banyak juga karena Ultras Malaya juga terima kami dengan baik, sudah jenguk sewaktu kami ditahan,” ucapnya.

“Selama kami di sana (Malaysia), Alhamdulillah polisi di sana baik, karena kita koorporatif. Ian juga mengucapkan terima kasih kepada rekan media yang telah senantiasa meng-update kasusnya yang secara tidak langsung dapat membantu kepulangannya,” kata Ian.

“Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada media yang sudah setiap hari mem-blow up beritanya sehingga menjadi viral,” ucapnya.

Di sisi lain, ia menyampaikan kekecewaannya kepada PSSI yang seolah lepas tangan dalam menangani kasusnya.

Ia pun meminta PSSI untuk melakukan perubahan.

“Saya minta perubahan PSSI harus lebih baik lagi, harus beretika, moral, dan punya hati untuk suporter yang mendukung dari hati. Kita datang ke sana (Malaysia) gak ada biaya dari PSSI, itu dari biaya kami sendiri. Teman kami sampai ngutang, sampai gadai BPKB, dan lain-lain itu demi lambang garuda di dada,” katanya emosional.

Ia terlihat sangat kecewa dengan PSSI, ia merasa tidak dipedulikan apalagi posisinya saat itu benar-benar genting.

Source:tribun