Industri sepeda motor yang luar biasa besar di Indonesia, ternyata berbanding terbalik dengan negara asalnya, Jepang. Bahkan, pengguna sepeda motor di Negeri Matahari Terbit ini sangat sedikit, dan hanya satu dua orang saja yang menggunakan kuda besi untuk beraktifitas sehari-hari.

Sebagian besar masyarakat Jepang, lebih memilih transportasi umum, seperti kereta api, bus, atau bahkan taksi.

Dijelaskan tour leader rombongan jurnalis Toyota Astra Motor (TAM), Ping Tjuan Suharna, masyarakat lebih suka naik transportasi umum karena lebih murah, dan tepat waktu, dan tidak perlu bayar parkir yang mahal.

“Kalau mobil bisa Rp 90 ribu, dan naik motor tidak praktis karena cari tempat parkir susah karena tidak bisa sembarangan,” jelas Ping.

Image result for honda motorbike japan

Sementara itu, biaya parkir di Jepang yang sekitar 200 yen per jam juga tergantung wilayah dan musim. Jadi, ketika musim dingin, akan berbahaya sekali jika parkir motor. “Sewa parkir di kantor 9000 yen (setara Rp 1 juta) per bulan,” tambahnya.

Sementara itu, menurut tour guide rombongan media tour PT Astra Honda Motor (AHM), Bambang Soewandarto, populasi motor di Jepang memang tidak banyak. Alasannya, karena kepengurusan surat izin mengemudi (SIM) motor dengan kapasitas mesin di atas 200 cc, sama dengan SIM mobil.

Image result for honda motorbike japan

“Makanya, masyarakat Jepang lebih memilih untuk menggunakan mobil,” tegas Bambang.

Selain itu, cuaca di Jepang yang memiliki empat musim juga tidak mendukung penggunaan sepeda motor. “Kalau musim dingin, bisa di bawah 15 derajat celcius, kalau pakai motor jadi dingin,” pungkasnya.


Sumber; JPNN