Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah berjanji untuk meningkatkan investasi di Indonesia pada tahun-tahun mendatang didukung oleh reformasi negara Asia Tenggara yang kuat untuk memperbaiki iklim bisnisnya, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada hari Minggu (13/11).
Perusahaan Jepang menginvestasikan $ 2,9 miliar ke berbagai usaha di Indonesia pada tahun 2015, lebih tinggi dari negara Asia Tenggara lainnya. Pada 2016, perusahaan Jepang menginvestasikan total $ 5,4 miliar. Pihak swasta dan pengusaha yang diwakili oleh pemerintah Jepang berjanji untuk meningkatkan investasi di indonesia diberbagai macam sektor.
“Perdana Menteri Abe berjanji untuk terus meningkatkan investasi Jepang,” kata Retno dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan Jepang menginvestasikan hampir $ 4 miliar di negara ini dalam sembilan bulan pertama tahun 2017, sebuah penurunan 11 persen dibandingkan dengan investasi $ 4,5 miliar selama periode yang sama tahun lalu.
Komentar Retno menyusul pertemuan bilateral antara Abe dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Manila, Filipina, di sela-sela KTT Asean.
Pertemuan tersebut juga membahas perayaan ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang, yang akan terjadi tahun depan. Kedua pemimpin tersebut meluncurkan logo resmi hari jadi tersebut.
Reformasi dan Pertumbuhan
Retno mengatakan bahwa perdana menteri menghargai reformasi struktural yang telah dilakukan Indonesia baru-baru ini untuk memudahkan investasi di dalam negeri.
Kemudahan bisnis di Indonesia melonjak 19 posisi ke 72 dari 190 negara pada 2017, menurut laporan Doing Business 2018: Reforming to Create Jobs “Bank Dunia yang diterbitkan pada bulan Oktober.
Indonesia juga telah menerima nilai investasi yang telah lama dinanti untuk obligasi berdaulat dari lembaga pemeringkat global Standard & Poor’s (S & P) di bulan Mei. Negara ini sekarang memiliki peringkat investment grade dari semua lembaga pemeringkat utang global.
Sebuah studi Penelitian DBS Group tahun 2016 melaporkan bahwa perusahaan Jepang telah meningkatkan investasinya di Asia Tenggara sejak tahun 2011 untuk mendiversifikasi basis bisnis mereka, terutama setelah bencana gempa 2011 dan kemunduran dalam hubungan politik Jepang-China mulai tahun 2012.
Pertumbuhan di masa depan pasar Asia Tenggara juga membujuk perusahaan yang berusaha untuk mengkompensasi pertumbuhan yang tidak bergairah di Jepang, studi tersebut menemukan.
Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), salah satu kreditur terbesar di negara itu, akan mencari untuk membeli 40 persen saham di Bank Danamon Indonesia sekitar $ 1,75 miliar setelah memperoleh saham di bank-bank di Thailand, Vietnam dan Filipina.
Sumber:
mofa.go.jp
Nikkei