Seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun.
Tapi George Floyd bukanlah orang yang tenar karena karya atau sensasi, namanya ramai diberitakan akhir – akhir ini dikarenakan dirinya meninggal sesaat dipersekusi oleh empat oknum petugas kepolisian Minneapolis. “I can’t breathe…”, kata – kata terakhir Floyd yang semakin tercekik.
Floyd dicurigai dan dilaporkan ke pihak kepolisian karena diduga memiliki voucher palsu ketika dirinya sedang duduk dalam mobilnya sendiri, tentunya dugaan ini tidak benar dan palsu. Namun empat oknum petugas ini datang dan segera memaksa Floyd untuk keluar dari mobilnya.
Apa yang terjadi kemudian adalah tiga oknum petugas kepolisian ini langsung menindih badan Floyd selama tujuh menit, dimana satu oknum petugas sengaja menindih lehernya walaupun Floyd sama sekali tidak melawan prosedur yang ada. Bahkan beberapa warga setempat yang ingin membantu dan memastikan dilarang salah satu oknum petugas lainnya untuk mendekat.
Floyd kemudian sempat meminta untuk dilepaskan dan berkata bahwa dirinya tidak bisa bernafas, tapi para oknum petugas ini tetap saja menindih tubuhnya. Akhirnya Floyd semakin melemah dan tidak sadarkan diri hingga akhirnya dibawa menggunakan ambulans, dirinya meninggal seketika dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Kejadian ini menjadi viral dan meledak di AS, sekali lagi dicatat kasus kekerasan pihak kepolisian yang kelam terhadap kaum minoritas yang umumnya adalah orang kulit hitam. Keempat oknum petugas tersebut sebenarnya sudah dipecat, namun banyak dari kalangan masyarakat tidak puas dengan keputusan tersebut dan meminta mereka untuk dituntut hukuman penjara atas pembunuhan berencana.
Bahkan sang walikota Minneapolis juga mengatakan bahwa hal terkutuk ini seharusnya diselesaikan dengan cara menuntut dan memenjarakan keempat oknum petugas kepolisian tersebut. Sempat juga terjadi demonstrasi besar yang kebanyakan diisi orang kulit hitam menyuarakan hal ini untuk segera ditindaklanjuti lebih serius sampai berujung ricuh.
Bagi yang mengikuti sejarah panjang AS, sudah bukan hal yang asing tentang kekejaman pihak kepolisian terhadap kaum kulit hitam yang menjadi minoritas di AS sana. Kasus Floyd ini menunjukkan kepada kita semua bahwa manusia masih belum belajar dan masih mengulangi apa yang sejarah pernah lakukan.
Rasisme dan tindakan diskriminatif lainnya itu nyata, saya pikir Floyd menjadi salah satu contoh mutlak mengapa kita harus belajar lebih mencintai perbedaan dibandingkan mengajarkan kebencian terhadap perbedaan. Orang Indonesia mungkin harusnya lebih bersyukur karena pihak kepolisian kita setidaknya saat ini masih pakai hati dan masih sabar untuk seminim mungkin menggunakan kekerasan.