Tipe remaja Prancis bermacam-macam dan keseharian mereka sangat tergantung kelas sosial darimana mereka berasal. Perbedaan juga ditemui menurut daerah mana remaja tersebut tinggal. Remaja yang hidup di kota besar mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan remaja pedesaan. Ketimpangan sosial dalam kehidupan remaja Prancis terlihat jelas meskipun pemerintah Prancis berusaha membuat terobosan baru agar selisih antara golongan kelas menengah atas dengan golongan kelas menengah ke bawah tidak begitu kentara.
Kehidupan sekolah :
Perbedaan remaja dengan kelas sosial berbeda dapat dilihat sejak mereka di TK. Anak-anak yang berasal dari golongan kelas menengah atas mempunyai kosakata yang jauh lebih banyak dan struktur kalimat yang tertata bagus. Remaja di kota mempunyai banyak pilihan kegiatan ekstrakurikuler sedangkan remaja pedesaan lebih banyak menggunakan waktu luang mereka untuk membantu orang-tua mereka yang kebanyakan berprofesi sebagai petani.
Akhir siklus SMP dan SMA, selain ada ujian tulisan, para siswa mendapat ujian oral. Ujian oral ini dianggap untuk membiasakan siswa berekspresi dan berpikir menggunakan logika. Lagi-lagi remaja yang berasal dari kelas sosial atas lebih menguasai kompetisi dalam urusan ini. Mereka bisa berpidato dan menjawab dengan tepat secara leluasa karena telah dilatih oleh lingkungan sekitar mereka.
Biasanya setelah SMA atau SMK sebagian murid menempuh kehidupan sebagai mahasiswa perguruan tinggi atau mengambil jurusan sekolah keahlian khusus yang sesuai dengan profesi idaman. Namun ada pula yang tidak melanjutkan sekolah karena tidak menyukai sekolah dan memilih bekerja langsung atau malah menganggur jika skenario buruk terjadi.
Prancis mempunyai keunikan tersendiri yang tidak ada di negara lain. Yaitu, sebagian kecil dari tamatan SMA diterima di kelas spesial yang dinamai “Classe préparatoire”. Selama 1–2 tahun siswa di kelas yang diisi oleh murid terpintar Prancis dilatih dan digodok untuk seleksi masuk ke universitas-universitas yang paling elit Prancis. Dan walaupun sebagian besar dari mereka gugur dalam seleksi, mereka bisa memasuki fakultas pilihan mereka tanpa hambatan dan biasanya kemampuan mereka melebihi mahasiswa lain karena sistem pembelajaran classe préparatoire lebih intensif dengan metodologi dan dosen yang sangat effisien. Dan sekali lagi mayoritas siswa yang masuk “classe prépa” adalah anak golongan atas, anak biasa bahkan tidak tahu keberadaan kelas ini.
Biaya universitas Prancis termurah di Eropa Barat. Di beberapa sekolah, selain biaya hampir gratis, siswanya malah digaji lumayan besar. Contohnya mereka yang menjadi mahasiswa École Normale Supérieur. Banyaknya jenis sekolah elit yang sengaja hanya menerima siswa dengan jumlah sedikit yang membuat peringkat universitas Prancis tidak begitu tinggi dibandingkan USA dan Inggris. Tapi orang Prancis tidak mau mengubah dan bangga dengan sistem perguruan tinggi mereka. Semasa kuliah, sebagian besar siswa tinggal di appartement mereka sendiri.
Waktu senggang :
Kebanyakan remaja memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja. Saya rasa kecuali hari Sabtu dan Minggu, mereka tidak mempunyai banyak waktu luang karena dijejal tugas, PR dan bermacam les. Jam sekolah yang dimulai dari jam 8 pagi hingga 5 sore, membuat waktu mereka habis untuk belajar. Banyak anak-anak yang sepulang sekolah mengikuti klub olahraga, atau seni. Ada juga yang menjadi relawan di organisasi kemanusiaan. Pokoknya mereka super sibuk deh.
Sebagian besar aktifitas remaja di hari weekend digunakan bersama orang-tua mereka. Ada yang pergi hiking, mengunjungi museum, shopping, ke bioskop atau bagi yang lebih kaya, mereka pergi ke rumah di desa. Kadang mereka keluar dengan teman-teman mereka nongkrong di bar. Tidak ada pesta ultah megah, atau acara valentine romantis dengan pacar. Kalau bertemu dengan kawan mereka suka piknik di taman kota. Berbeda dengan yang seperti orang Indonesia bayangkan, sebagian besar dari mereka kalem-kalem saja. Pertemanan antara laki dan perempuan dianggap biasa, mereka berbaur tanpa arti lain kecuali pertemanan. Pertama pacaran biasanya akhir SMP. Dan menurut statistik terakhir, usia rata-rata hubungan seksual pertama kali remaja Prancis berkisar di umur 17an.
Kebetulan saya punya dua remaja di rumah dan yang paling gede tamat SMA Juli tahun ini. Dia sering menjadi baby-sitter jika liburan sekolah. Sebenarnya dia tidak boleh bekerja karena di bawah umur, tapi praktek memperkerjakan anak mulai umur 16 tahun ditolerir untuk menanamkan kemandirian anak dan juga agar mereka mengerti prinsip kerja keras. Uang jajan anak-anak tidak banyak perbulan. Jadi untuk nambah uang saku banyak remaja yang bekerja kecil-kecilan.
Mungkin sisi negatif remaja Prancis adalah penambahan jumlah remaja yang kegemukan dan stress tinggi. Beberapa mulai mencoba narkoba, rokok, ganja dan alkohol. Tapi secara global dari hasil observasi saya, remaja Prancis hidup sehat dan bahagia. Apalagi mereka bebas memilih jalan hidup yang mereka inginkan tanpa intervensi orang-tua.
source: okta coulapic