Tentara ke-16 Jepang atau Asamu Shudan adalah sebuah Korps Tentara Rikugun (Angkatan Darat) Jepang saat Perang Dunia II. Korps ini bermarkas di Jakarta dan wilayahnya meliputi Jawa dan Madura. Tentara Ke-16 Jepang sendiri dibentuk pada tanggal 5 November 1941 di bawah Komando Ekspedisi Selatan untuk mengkoordinir pasukan dalam rangka invasi ke Jawa.
Mereka pertama kali mendarat di Teluk Banten, Eretan (Indramayu), dan Kragan (Rembang) pada tanggal 1 Maret 1942 dan melanjutkan mobilisasi pasukan menuju kota besar seperti Jakarta dan Bandung. 4 Maret 1942 Pelabuhan Tanjung Priok dibom oleh pesawat Jepang dan keesokan harinya Jepang dengan mudah menguasai Jakarta. 8 Maret 1942 Belanda pun menyerah di Kalijati, Subang dan Jakarta dinyatakan sebagai markas pusat Tentara Ke-16 dengan wilayah Jawa dan Madura.
Berikut beberapa orang yang pernah bertugas memimpin Tentara Ke-16 beserta masa tugasnya:
Perwira Komandan
1. Jenderal Hitoshi Imamura (6 November 1941 – 9 November 1942).
2. Letnan Jenderal Kumakichi Harada (9 November 1942 – 7 April 1945).
3. Letnan Jenderal Yuichiri Nagano (7 April 1945 – September 1945).
Kepala Staf
1. Letnan Jenderal Seizaburo Okazaki (6 November 1941 – 10 Juni 1943).
2. Letnan Jenderal Shinshichiro Kokubu (10 Juni 1943 – 14 November 1944).
3. Mayor Jenderal Shigeichi Yamamoto (14 November 1944 – September 1945).
Pada tanggal 27 Maret 1944 ketika Sekutu semakin mengancam posisi Jepang, terjadi perubahan struktur Angkatan Darat yang membuat Tentara Ke-16 dimasukkan ke dalam Angkatan Darat Wilayah VII yang berpusat di Singapura, namun korps Tentara Ke-16 tetap berpusat di Jakarta hingga pada tanggal 15 Agustus 1945 ketika Jepang menyerah pada sekutu diadakan demobilisasi yang membuat Tentara ke-16 ini dibubarkan.
Selain Tentara Rikugun Ke-16, ada juga Tentara Rigukun Ke-25 (Tomi Shudan) yang bertugas di wilayah Sumatera dengan pusat Bukittinggi dan Armada Selatan Kaigun Ke-2 yang bertugas di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dengan pusat di Makassar.