Sebuah studi terbaru dari Prancis mengungkapkan, sikap malas dan ketidaksabaran bisa menular. Para peneliti menemukan orang lain tak hanya bisa menangkap tiga karakteristik kepribadian, seperti malas, ketidaksabaran dan kehati-hatian, tapi juga bisa meniru perilaku itu.
Pemimpin kelompok motivasi, otak dan perilaki di Brain and Spine Institute (ICM), JeanDaunizeau, mengatakan kehati-hatian, ketidaksabaran dan kemalasan adalah ciri-ciri kepribadian yang memandu bagaimana orang membuat keputusan yang melibatkan risiko, menunda tindakan dan melakukan usaha.
Dilansir Live Science, kehati-hatian adalah preferensi untuk menghindari risiko. Ketidaksabaran adalah preferensi untuk pilihan yang melibatkan sedikit delay dan keinginan yang kuat untuk hasil sekarang daripada nanti. Orang malas adalah mereka yang mengataka manfaat potensial tidak sebanding dengan usaha.
Biasanya, tiga sifat kepribadian ini dianggap sebagai sifat yang “mengakar”. Sifat yang berarti sulit untuk di ubah.
Dalam studi tersebut, para peneliti merekrut 56 orang sehat. Untuk mengukur sikap peserta terhadap risiko, delay dan usaha. Mereka diberi serangkaian tugas di mana mereka diminta untuk memilih antara dua alternatif. Misalnya, peserta diminta untuk memilih antara hasil kecil dalam tiga hari atau hasil yang lebih tinggi dalam tiga bulan; atau untuk memilih antara hasil aman lotre atau hasil undian berisiko.
Selama fase akhir percobaan, peserta mengulangi tugas, di mana mereka diminta untuk membuat keputusan sendiri. Para peneliti menemukan bahwa setelah peserta mengamati sikap bijaksana, sabar atau malas “orang lain” pada tugas, pilihan mereka sendiri tentang menempatkan dalam upaya, menunggu selama penundaan atau mengambil risiko melayang ke arah yang lain. Dengan kata lain, para peserta mulai bertindak lebih seperti peserta penelitian mereka.
Daunizeau mengatakan sikap seperti kehati-hatian, ketidaksabaran dan kemalasan biasanya dianggap ciri-ciri yang setidaknya sebagian karena genetik. Selain itu, peneliti berpikir bahwa tiga sifat-sifat ini harus kebal terhadap pengaruh lingkungan, seperti pengaruh sosial, setidaknya di masa dewasa.
Namun studi menunjukkan bahwa pengaruh sosial dapat mengubah sikap masyarakat. .eskipun peserta tidak menyadari pengaruh sosial mengalami efek ini pada mereka.
Satu penjelasan yang mungkin bahwa orang-orang meniru perilaku orang lain karena norma-norma sosial, termasuk keinginan untuk merasa seolah-olah mereka bagian dari kelompok. Daunizeau mengatakan orang meniru orang lain sehingga perilaku mereka mungkin sesuai dengan dan menyerupai individu dalam kelompok itu.
Penjelasan kedua adalah bahwa orang mungkin berpikir orang lain memiliki beberapa bentuk informasi pribadi tentang bagaimana berperilaku terbaik dalam konteks sosial. Daunizeau Mengatakan dalam hal ini, orang meniru orang lain karena mereka telah belajar bagaimana berperilaku dari orang lain.
Sumber: Live Science